Selasa, 17 Maret 2015

BAB 2 : PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

Perkembangan Akuntansi Internasional

Sudut Pandang Sejarah

Sejarah akuntansi merupakan sejarah internasional. Kronologi berikut ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam kemampuannya untuk diterapkan dari satu kondisi nasional ke kondisi lainnya sementara di pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan terus-menerus dalam bidang teori dan  praktek di seluruh dunia.

Seiring dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang tumbuh selama paruh  pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi muncul secara bersamaan  pula. Sekolah-sekolah bisnis membantu perkembangan tersebut dengan meneruskan  bidang-bidang masalah dan pada akhirnya mengakuinya sebagai suatu disiplin ilmu akademik sendiri pada berbagai sekolah tinggi dan universitas. Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa dengan sendirinya pada Dunia Barat, khususnya di Jerman dan Jepang. Pada tingkatan yang agak kurang, faktor yang sama  juga dapat dilihat secara langsung di Negara-negara seperti Brasil, Israel, Meksiko, Philipina, Swedia dan Taiwan.

Berkebalikan dengan sifat warisan akuntansi yang internasional tersebut adalah  bahwa di banyak Negara, akuntansi tetap merupakan masalah nasional, dengan standar dan praktik nasional yang melekat sangat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional. Hanya terdapat sedikit pemahaman atas ketentuan yang sejenis dengan Negara lain. Namun demikian, akuntansi melayani manusia dan organisasi yang lingkup keputusannya semakin internasional.

Mengatasi paradoks sejarah akuntansi ini telah lama menjadi perhatian baik bagi para  pengguna maupun penyusun informasi akuntansi. Dalam tahun-tahun terakhir, usaha-usaha institusi untuk mempersempit perbedaan dalam pengukuran, pengungkapan dan  proses auditing di seluruh dunia semakin intensif dilakukan.

Sudut Pandang Kontemporer


Apabila usaha-usaha mengurangi perbedaan akuntansi internasional merupakan sesuatu yang penting di satu sisi, sekarang ini terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional. Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan yang signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi.

Pengendalian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional.

Kemajuan dalam teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi produksi dan distribusi. Produksi yang terintegrasi secara vertical tidak lagi menjadi bukti model operasibyang efisien. Hubungan informasi, secara global dan seketika memberi makna bahwa produksi semakin dialihkontrakkan kepada siapa saja dengan ukuran apa pun dimana saja di dunia yang memiliki kemampuan terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan tersebut. Hubungan wajar timbale-balik yang menjadi karakter hubunngan perusahaan dengan  pemasok, perantara dengan pelanggan mereka digantikan dengan hubungan kerja sama global dengan pemasok, pemasok dari pemasok, perantara, pelanggan, dan  pelanggan dari pelanggan.

Sekarang ini terdapat sejumlah faktor tambahan yang turut menambah  pentingnya mempelajari akuntansi internasional. faktor-faktor ini tumbuh dari  pengurangan yang signifikan dan terus-menerus hambatan perdagangan dan  pengendalian modal secara nasional yang terjadi bersamaan dengan kemajuan dalam teknologi informasi. Pengendlian nasional terhadap arus modal, valuta asing, investasi asing langsung, dan transaksi terkait telah diliberalisasikan secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mengurangi hambatan-hambatan terhadap bisnis internasional. Kemajuan dalam teknologi informasi juga menyebabkan perubahan radikal dalam ekonomi  produksi dan distribusi

Berikut ini adalah delapan faktor yang memiliki pengaruh signitifikan dalam perkembangan dunia akuntansi :
Sumber pendanaan
Negara yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sedangkan dalam negara yang menerapkan sistem berbasis kredit, memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.

Sistem Hukum
Dunia barat mempunyai dua orientasi dasar yaitu hokum kode (sipil) dan hokum umum (kasus). Hokum kode diambil dari hokum Romawi dan kode napoleon. Di Negara-negara yang menerapkan hokum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hokum nasional dan cenderung sangat lengkap serta mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Aturan akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi professional sector swasta.

Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya guna keperluan pajak. Namun, ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.

Ikatan Politik dan Ekonomi
Banyak Negara berkembang yang menerapkan system akuntansi yang dikembangkan oleh bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti contoh sistem pencatatan double entry yang berawal di italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan jerman pada saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan plan comptable. USA memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya USA di Jepang pada saat PD II.

Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.

Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting.

Tingkat Pendidikan
Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative, misalnya, tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.

Budaya
Budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variasi budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara.
Dasar Klasifikasi Akuntansi Internasional Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :

Klasifikasi Akuntansi Internasional

(1) Pendekatan Deductive

Yaitu mengidentifikasikan faktor lingkungan yang relevan dan mengkaitkan itu dengan praktek akuntansi nasional, pengelompokan internasional atau pola perkembangan yang diajukan.

(2) Pendekatan Inductive

Praktek akuntansi individual dianalisa, pola perkembangan atau pengelompokan diidentifikasikan dan di akhir penjelasan dibuat dari sudut pandang ekonomi, sosial, politik dan faktor-faktor lainnya.



Empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar :

1) Berdasarkan pendekatan makroekonomi

Berdasarkan pendekatan ini, praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Contohnya negara Swedia.

2) Berdasarkan pendekatan mikroekonomi

Pada pendekatan ini, akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Contohnya negara Belanda.

3) Berdasarkan pendekatan independen

Berdasarkan pendekatan ini, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Contohnya negara Inggris dan Amerika Serikat.

4) Berdasarkan pendekatan yang seragam

Pada pendekatan ini, akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Contohnya adalah negara Perancis


 Sumber :




BAB 1 : PENDAHULUAN, PENGERTIAN & RUANG LINGKUP AKUNTANSI INTERNASIONAL


Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.

Pengertian Akuntansi Internasional menurut Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18). Mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor.Sampai sekarang ini, negara barat masih gencar mempromosikan perlunya harmonisasi standar akuntansi internasional. Tujuan utama upaya tersebut adalah untuk meningkatkan daya banding (comparability) laporan keuangan terutama bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai belahan dunia. Tidak mengherankan jika pihak barat membentuk suatu badan yang dinamakan International Accounting Standard Committee (IASC), yang sekarang berubah namanya menjadi International Accounting Standard Board (IASB). Badan ini bertugas menghasilkan standar akuntansi internasional (international Financial Reporting Standards – IFRS)
.
PROSES AKUNTANSI

1. Pengukuran
Proses mengidentifikasi, mengelompokkan dan menghitung aktivitas ekonomi dan transaksi, memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi

2. Pengungkapan
Proses mengkomunikasikan kepada para pengguna

3. Auditing
Proses atestasi terhadap keandalan pengukuran dan komunikasi



Ruang Lingkup Akuntansi Internasional
Ruang lingkup dari Akuntansi Internasional, terdiri dari 2 aspek, diantaranya:
1.     Akuntansi Internasional membahas mengenai gambaran standar akuntansi dan praktek-praktek akuntansi di berbagai negara di dunia serta membandingkan standar dan praktek-praktek akuntansi tersebut pada masing-masing negara yang dibahas.

2.        Transaksi Internasional membahas mengenai pelapran keuangan, penjabaran dan transaksi valuta asing, sistem informasi, penganggaran, sistem penilaian kerja, perpajakan, dan audit internasional. Dalam aspek ini juga termasuk pembahasan akuntansi manajemen untuk bisnis internasional. Jadi dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Internasional merupakan suatu standar sistem informasi Akuntansi Internasional dalam pelaporan keuangan untuk kegiatan-kegiatan bisnis yang melibatkan dua atau lebih negara serta penetapan praktek-praktek Akuntansi diberbagai negara.

Sumber :
http://www.academia.edu/6468602/BAB_I_PENDAHULUAN_AKUNTANSI_INTERNASIONAL
https://aditz19.wordpress.com/2013/03/25/pendahuluan-pengertian-akuntansi-internasional/
http://airdanruanggelap.blogspot.com/2013/04/pengertian-akuntansi-internasional.html

Selasa, 06 Januari 2015

Review Jurnal Akuntansi



Judul                : The Impact of Audit Committee and Shareholder Activism on the
Association between Audit-Firm Tenure and Accounting Conservatism
Pengarang        : Mai Dao, Hassan R. Hassab Elnaby & Amal Said



Abstrak
Objek dari studi ini yaitu yang pertama untuk untuk memeriksa kembali  hubungan antara konservatisme akuntansi dan audit-firm tenure. Kedua, untuk menginvestigasi pengaruh karakteristik audit antara konservatisme akuntansi dan audit-firm tenure. Ketiga, Memeriksa dampak dari aktivitas pemegang saham terhadap konstervatisme akuntansi dan audit-firm tenure. Penelitian ini menggunakan dua cara dalam konservatisme akuntansi yaitu accrual-bassed dan market-based meassures. Dengan menggunakan cara tersebut kita dapat menemukan hubungan negatif antara konservatisme akuntansi dan audit-firm tenure.  Indikasi hasilnya yaitu perusahaan dapat menguruangi efek panjang dari audit firm tenure ketika perusahaan memiliki komite auditor yang berpengalaman dan mempunyai aktivitas lebih bagi pemegang saham.
Masalah
Masalah yang diulas dari penelitian ini yaitu karakteristik audit sudah tidak menjadi suatu hal yang dipertimbangkan antara audit firm tenure dan conservatism accounting sejak menjadi bagian dari Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX).

Obyek
Beberapa Kantor Audit

Methode
Berdasarakan penelitian sebelumnya mengenai accounting conservatism, audit firm tenure dan Perusahaan Pemerintah (Ahmed & Duellman, 2007; Beaver & Ryan, 2000; Krishnan & Visvanathan, 2008; Ryan, 1995), Maka diputuskan untuk menggunakan metode regresi

ACCCON = α0 + α1* AudTenure + α2* CorGov + α3* (Tenure_CorGov) + α4* DirectorSum
+ α5*DUALITY + α6*FIRMSIZE + α7* SALEGROWTH + α8* LITIGATION
+ α9* LEVARAGE + α10* R_D_ADV + α11* CFO + α12*BIG4 + α13*INSOWN
+ α14* INSIDERSPCTG + ε
Variables are defined as follows:
ACCCON = One of the two accounting conservatism measures (ACCCON_MKT and
ACCCON_ACC);
AudTenure = Audit firm tenure (in years);
CorGov = Audit committee and shareholder activism variables including ACSize,
AC_AgeOver65_Pctg, AC_DirOver3Board_Pctg, and Activism_intensity;
ACSize = Audit committee size, measured as the total number of audit committee
members;
AC_AgeOver65_Pctg = Proportion of audit committee members being at least 65 years old;
AC_DirOver3Board_Pctg = Proportion of audit committee members being on more than 3 other boards;
Activism_intensity = Aggregate number of shareholder proposals disclosed on a firm's proxy
statements during each sample year.
Tenure_CorGov = Interaction term between audit firm tenure and each of audit committee and
shareholder activism variables; (Note 3)
DirectorSum = Number of directors on the board;
DUALITY = 1 if the CEO also serves as the chairperson of the board, and 0 otherwise;
FIRMSIZE = Log of total assets;
SALEGROWTH = Percentage of annual growth in total sales;
LITIGATION = 1 if the firm operates in a high-litigation industry, and 0 otherwise (high
litigation industries are industries with SIC codes of 2833-2836, 3570-3577,
3600-3674, 5200-5961, and 7370-7370);
www.sciedu.ca/afr Accounting and Finance Research Vol. 4, No. 1; 2015
Published by Sciedu Press 118 ISSN 1927-5986 E-ISSN 1927-5994
LEVARAGE = Total long-term liabilities divided by average total assets;
R_D_ADV = Research and development costs plus advertising expenses, scaled by total
assets;
CFO = Cash flow from operations, scaled by total assets;
INSOWN = Percentage of common stock held by institutions;
INSIDERSPCTG = Percentage of common stock owned by inside directors divided by total
common shares outstanding.

Data
Kami mendapatkan data tersebut dari sumber primer yakni Compustat CRSP dan  Thomson  Reuters dan Audit firm tenure data dari Corporate Library and Thomson Reuters databases for the period from 2002-2009. Kemudia data tersebut dikalkulasikan dengan menggunakan auditor code data dari Compusat.

Kesimpulan
Kami menggunakan langkah-langkah berbasis akrual dan berbasis pasar konservatisme akuntansi dalam penelitian.  Pengamatan untuk model berbasis akrual dan 624 observasi perusahaan-tahun untuk model berbasis pasar selama periode dari tahun 2002 sampai 2009. Seperti yang diharapkan, kami menemukan hasil yang konsisten mengenai hubungan antara konservatisme akuntansi
dan kepemilikan audit perusahaan; yaitu, perusahaan dengan auditor pendek bertenor cenderung lebih konservatif dan perusahaan dengan auditor panjang bertenor cenderung kurang konservatif. Kami juga menemukan koefisien positif pada istilah interaksi antara Audit kepemilikan perusahaan dan persentase anggota komite audit yang berusia lebih dari 65 tahun dan tingkat pemegang saham aktivisme. Hasil menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengurangi efek dari hubungan yang panjang auditor-klien pada akuntansi.

Tugas 4 : Manajemen Laba



Pengertian Manajemen Laba
Ilmuakuntansi.web.id, Copeland (1968 :10) dalam Utami (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer. Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.
  1. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (opportunistic earnings management). 
  2. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (efficient earnings management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu.

Pengertian Manajemen Laba menurut ahli

  1. Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
  2. Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
  3. Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
  4. Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.

Sasaran Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :
1. Kebijakan Akuntansi.
Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan  akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
2. Pendapatan.
Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
3.  Biaya.
Menganggap sebagai beban/ biaya atau menganggap sebagai  suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of  investment).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Berdasarkan yang dilakukan olehWatts dan Zimmerman (1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah manajemen laba. Faktor-faktor yang diajukan oleh Watt dan Zimmerman adalah:
1. Hipotesis Bonus Plan.
Perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini.
2. Debt To Equity Hypothesis.
Bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatakan pendapatan atau laba.
3. Political Cost Hypothesis
Bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.

Sumber : 
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/konsep-dan-pengertian-manajemen-laba.html
https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/manajemen-laba/