Selasa, 06 Januari 2015

Review Jurnal Akuntansi



Judul                : The Impact of Audit Committee and Shareholder Activism on the
Association between Audit-Firm Tenure and Accounting Conservatism
Pengarang        : Mai Dao, Hassan R. Hassab Elnaby & Amal Said



Abstrak
Objek dari studi ini yaitu yang pertama untuk untuk memeriksa kembali  hubungan antara konservatisme akuntansi dan audit-firm tenure. Kedua, untuk menginvestigasi pengaruh karakteristik audit antara konservatisme akuntansi dan audit-firm tenure. Ketiga, Memeriksa dampak dari aktivitas pemegang saham terhadap konstervatisme akuntansi dan audit-firm tenure. Penelitian ini menggunakan dua cara dalam konservatisme akuntansi yaitu accrual-bassed dan market-based meassures. Dengan menggunakan cara tersebut kita dapat menemukan hubungan negatif antara konservatisme akuntansi dan audit-firm tenure.  Indikasi hasilnya yaitu perusahaan dapat menguruangi efek panjang dari audit firm tenure ketika perusahaan memiliki komite auditor yang berpengalaman dan mempunyai aktivitas lebih bagi pemegang saham.
Masalah
Masalah yang diulas dari penelitian ini yaitu karakteristik audit sudah tidak menjadi suatu hal yang dipertimbangkan antara audit firm tenure dan conservatism accounting sejak menjadi bagian dari Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX).

Obyek
Beberapa Kantor Audit

Methode
Berdasarakan penelitian sebelumnya mengenai accounting conservatism, audit firm tenure dan Perusahaan Pemerintah (Ahmed & Duellman, 2007; Beaver & Ryan, 2000; Krishnan & Visvanathan, 2008; Ryan, 1995), Maka diputuskan untuk menggunakan metode regresi

ACCCON = α0 + α1* AudTenure + α2* CorGov + α3* (Tenure_CorGov) + α4* DirectorSum
+ α5*DUALITY + α6*FIRMSIZE + α7* SALEGROWTH + α8* LITIGATION
+ α9* LEVARAGE + α10* R_D_ADV + α11* CFO + α12*BIG4 + α13*INSOWN
+ α14* INSIDERSPCTG + ε
Variables are defined as follows:
ACCCON = One of the two accounting conservatism measures (ACCCON_MKT and
ACCCON_ACC);
AudTenure = Audit firm tenure (in years);
CorGov = Audit committee and shareholder activism variables including ACSize,
AC_AgeOver65_Pctg, AC_DirOver3Board_Pctg, and Activism_intensity;
ACSize = Audit committee size, measured as the total number of audit committee
members;
AC_AgeOver65_Pctg = Proportion of audit committee members being at least 65 years old;
AC_DirOver3Board_Pctg = Proportion of audit committee members being on more than 3 other boards;
Activism_intensity = Aggregate number of shareholder proposals disclosed on a firm's proxy
statements during each sample year.
Tenure_CorGov = Interaction term between audit firm tenure and each of audit committee and
shareholder activism variables; (Note 3)
DirectorSum = Number of directors on the board;
DUALITY = 1 if the CEO also serves as the chairperson of the board, and 0 otherwise;
FIRMSIZE = Log of total assets;
SALEGROWTH = Percentage of annual growth in total sales;
LITIGATION = 1 if the firm operates in a high-litigation industry, and 0 otherwise (high
litigation industries are industries with SIC codes of 2833-2836, 3570-3577,
3600-3674, 5200-5961, and 7370-7370);
www.sciedu.ca/afr Accounting and Finance Research Vol. 4, No. 1; 2015
Published by Sciedu Press 118 ISSN 1927-5986 E-ISSN 1927-5994
LEVARAGE = Total long-term liabilities divided by average total assets;
R_D_ADV = Research and development costs plus advertising expenses, scaled by total
assets;
CFO = Cash flow from operations, scaled by total assets;
INSOWN = Percentage of common stock held by institutions;
INSIDERSPCTG = Percentage of common stock owned by inside directors divided by total
common shares outstanding.

Data
Kami mendapatkan data tersebut dari sumber primer yakni Compustat CRSP dan  Thomson  Reuters dan Audit firm tenure data dari Corporate Library and Thomson Reuters databases for the period from 2002-2009. Kemudia data tersebut dikalkulasikan dengan menggunakan auditor code data dari Compusat.

Kesimpulan
Kami menggunakan langkah-langkah berbasis akrual dan berbasis pasar konservatisme akuntansi dalam penelitian.  Pengamatan untuk model berbasis akrual dan 624 observasi perusahaan-tahun untuk model berbasis pasar selama periode dari tahun 2002 sampai 2009. Seperti yang diharapkan, kami menemukan hasil yang konsisten mengenai hubungan antara konservatisme akuntansi
dan kepemilikan audit perusahaan; yaitu, perusahaan dengan auditor pendek bertenor cenderung lebih konservatif dan perusahaan dengan auditor panjang bertenor cenderung kurang konservatif. Kami juga menemukan koefisien positif pada istilah interaksi antara Audit kepemilikan perusahaan dan persentase anggota komite audit yang berusia lebih dari 65 tahun dan tingkat pemegang saham aktivisme. Hasil menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengurangi efek dari hubungan yang panjang auditor-klien pada akuntansi.

Tugas 4 : Manajemen Laba



Pengertian Manajemen Laba
Ilmuakuntansi.web.id, Copeland (1968 :10) dalam Utami (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer. Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.
  1. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (opportunistic earnings management). 
  2. Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (efficient earnings management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu.

Pengertian Manajemen Laba menurut ahli

  1. Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
  2. Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
  3. Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
  4. Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.

Sasaran Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :
1. Kebijakan Akuntansi.
Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan  akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
2. Pendapatan.
Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
3.  Biaya.
Menganggap sebagai beban/ biaya atau menganggap sebagai  suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of  investment).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Berdasarkan yang dilakukan olehWatts dan Zimmerman (1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah manajemen laba. Faktor-faktor yang diajukan oleh Watt dan Zimmerman adalah:
1. Hipotesis Bonus Plan.
Perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini.
2. Debt To Equity Hypothesis.
Bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatakan pendapatan atau laba.
3. Political Cost Hypothesis
Bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.

Sumber : 
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/konsep-dan-pengertian-manajemen-laba.html
https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/manajemen-laba/